Selasa, April 20, 2010

Terpisah Jarak dan Waktu

Ramla Rumakat nama pacarku tetangga duluku itu, mala! biasa orang menyapanya, dia orangnya baik cantik imout dan enak dipandang mata. hmmm……☻ Pacarku ini orang yang paling aku sayang dari semua orang yang pernah menjadi pacarku, tapi pertama aku dekat sama dia aku belum seutuhnya mencintainya, sampai-sampai seminggu setelah kami jadian aku bubarkan hubungan kami, cuman karena masalah sepeleh. cieeeh.... Tapi sungguh aku shalut padanya, karena dengan keputusanku itu tidak membuatnya lelah selangkahpun untuk mendapatkan cintanya lagi denganku.

Waktu pun terus berlalu tanpa bisa di elakan, saatnya pacarku Wisudah Diploma II, dan demi melanjutkan karirnya, dia menuju tual city untuk mengikuti tes calon pegawai negeri sipil, dan alhamdulillah dia lulus PNS di sana. Saat-saat inilah babak penentuan dimana hidupku akan bergerak selanjutnya tanpa di temaninya, aku takut! takut pada orang-orang baru yang akan mengenalinya, aku takut dia akan melupakanku.

Dari situlah hubungan kami mulai terpisah jarak dan waktu, kami yang dulu biasa berbagi canda mesra, melepas rindu dalam satu waktu kini semua itu hanya bisa dalam telponan aja. Namun dengan terpisah jarak dan waktu banyak membawa makna baru dalam hidupku, aku yang dulu buta dalam cintanya kini bisa mengreti apa arti cinta sesungguhnya darinya, karena cintanya yang membuatku tersenyum dengan pasti, cintanya yang membuatku kuat dan tegar hadapi cobaan hidupku, sungguh dialah sumber inspirisaiku. Ehm…☺

Sebulan telah berlalu, dia mulai aktif menjalankan tugasnya sebagai guru sekolah dasar, pekerjaan yang begitu mulia buatnya, aku bangga padanya, karena dia begitu bijaksana pengertian dan penyayang.

Suatu hari hubungan kami hampir bubaran dimana aku lagi duduk sambil mengutak-atik laptop kesayanganku tiba-tiba rani sahabatku mendekatiku “bur katanya malla dah punya pacar baru yah?” . dengan serius dia bertanya padaku.

“ah.. masa sih?”. kaget aku menjawabnya.

Hari itu aku begitu lemah setelah mendengar berita itu.

“cha telpon dulu, penting!” dengan singkat aku send mesagge pada pacarku itu.

Tak lama kemudian handphonku berdering keras.

Greiiiing.....!!!

“halloo… assalamualaikum” dengan cepat aku mengangkat telponnya.

“wa’alaikumsallam… bang ada apa?” pelan dia menjawabku.

Aku pun diam tanpa kata.

“bang sebenarnya ada apa?” Dia mencoba tanyakan aku lagi.

Aku pun mulai menceritakan masalah yang telah aku dengar dari rani sahahabatku itu, tak lama setelah kami bertengkar karena masalah yang misterius bagiku itu, akhirnya dia menangis dan berkata “semua itu tidak seperti yang kau kira”, aku pun terharu, karena aku yang begitu mencintainya akhirnya aku percaya dengan kata-katanya, semua itu karena aku kenal betul siapa pacarku itu dan dunia cintanya. Ehm………..☺

“Ya Allah sayangilah dia jaglah dia besama cintaku karena aku terlalu jauh untuk tersenyum padanya”. amin...√

Rabu, April 14, 2010

Terima Kasih Tuhan » Atas Teguran-Mu

Hari ini kuliah pertama di semester enam jam 09.00-13.00, Hidrologi dan Aspek Hukum Industri, di pangkuh oleh Ir. O.A Toreh, MT dan M. Sugi, SH. Tak lama setelah kuliah pertama selesai, kepalaku mulai berdenyut kencang seakan terbebani benda tajam, sampai-sampai aku tak bisa menahan rasa sakitnya, tapi aku mencoba untuk bertahan demi untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya. Didepan gedung jurusan Teknik Sipil kami sekelas Konsentrasi Bangunan Air duduk bercanda tawa sambil menunggu dosen Aspek Hukum dan Industri, dan berbagi masukan bersama senior-senior kami tentang tugas projeck work, yang harus selesai sebelum kami naik seminar proposal nantinya.

Tak terasa sudah ¼ jam kami menunggu, tapi dosennya gak muncul-muncul juga, sakit kepalaku pun mulai terasa lagi. Di samping aku, duduk seorang sahabatku, tanpa rasa malu langsung aku menyuruhnya memijit kepalaku.

“heh…” kata sahabatku ridho latuamuri dengan kuat, Setelah itu dia merasa terharu di saat aku teriak pelan karena sakit di pijitnya.

“tadi sebelum ke kampus kamu lakuin apa aja?”, Tanya sahabatku ridho dengan pelan.

“gak lakuin apa-apa kok…! jawabku dengan rasa nyilu.

“Tapi ini mungkin karena semalam aku telat tidurnya”. tandas lagi aku padanya.

“Ya udah kalo gitu setelah ini kamu aku antar pulang aja yah!” suruan sahabatku ridho dengan nada lembut.

Akhirnya aku di temani pulang bersamanya, kami bareng naik mobil menuju kota. Setelah ½ jam dalam perjalanan kami tiba juga di kota, akhirnya kami membagi jalan karena sahabatku ridho harus pulang ke gadihu.

“Makasih ya… dah mau bantuin aku!” Kata aku padanya sambil tersenyum.

“ma-sama sob” jawab sahabatku ridho.

“ya udah kamu langsung istirahat yah! Aku jalan dulu” tandas lagi sahabatku ridho seakan peduli padaku.

“iya… makasih” jawabku sambil mengangkat kepala dikit.

Dengan segera aku naik mobil menuju kos-kos’anku, dengan perjalanan kurang lebih lima menit, sampai juga aku di kompleksku, aku dengan pelan melangkah masuk, sesampai di kamarku langsung aku tergeletak membaringkan diriku. Aku langsung terilusi membayangkan kejadian tadi, aku seakan tak percaya kalo sakit kepalaku tadi hanyalah sakit kepala biasa.

“hei bur kamu dah makan blom?” tiba-tiba ka ima mengagetkanku.

“eh iya sudah”. Aku jawab singkat.

“kamu melamun yah?”

“sedikit”

“jangan sering melamun, nanti cepat tua loh”. ima tetanggaku mencoba candain aku. Aku tersenyum kecil.

“Kamu kenapa?”

“aku gak apa-apa kok! aku cuma pengen istirahat aja!”. Aku coba sembunyikan lukaku darinya.

Waktu pun mulai ampir malam aku langsung menuju apotik valintine, untuk check-up dokter. Sebelumnya sih sempat terpikir dalam benakku kalo kepalaku ini mengalami gangguan yang cukup parah, tapi setelah hasil check-up dokter, akhirnya aku bisa tersenyum ria.

“Aku bisa lanjutkan lagi kuliaku di hari besok...”. Kataku dengan penuh semangat.

Aku tahu ini pasti teguran dari-Mu.

Terima kasih Ya Allah…

Engkau telah memberiku satu kesempatan lagi.